Jumat, 04 September 2009

Narkoba Menurut Islam

Narkoba

 

Seakan tak percaya dengan apa yang terjadi pada anaknya. Sang ibunda yang biasanya sangat sibuk dengan kegiatan sosialnya mendapatkan anaknya dalam keadaan sakaw di kamarnya. Keadaan itu tidak sengaja diketahui ketika tiba-tiba ibu membatalkan agenda kegiatannya dan bermaksud kembali kerumah tanpa memberitahukan kepulangannya kepada anak-anaknya. Yang paling memilukan bagi sang ibu adalah ternyata kesibukannya dalam kegiatan pemberantasan anti narkoba kini mendapatkan anaknya sendiri telah menjadi budak benda haram tersebut.Ya Tuhan….


Itulah sekelumit cerita yang memberi kesan kepada kita ternyata narkoba tidak hanya menjadi momok sekelompok masyarakat pemuja dunia gemerlap, keluarga broken home, remaja yang terjebak dengan pergaulan bebas, para penjaja seks tapi juga menyentuh keluarga tradisional (lengkap ortunya), keluarga dengan status pendidikan yang cukup serta keluarga dengan religius yang tinggi.

Perihal Tentang Narkoba


Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya yang memberikan rasa ketergantungan terhadap pemakainya. Ketiga golongan tersebut dapat mempengaruhi cara kerja pikiran, perasaan dan kehendak manusia. Pemakai narkoba secara fisik mereka sehat namun ada gangguan secara mental atau kejiwaan.


Berdasarkan cara kerjanya dibagi dalam tiga jenis:


1. Depressant


Menekan kerja otak. Termasuk di dalamnya pil penenang, alkohol, inhalen, heroin, minyak heroin, morfin. Pemakaian dalam jangka lama memberikan efek kekurangan daya ingat, gangguan pancreas, cirrhosis (pengerasan) pada liver, darah tinggi, melemahnya daya kerja jantung, kerusakan janin, kerusakan paru-paru, kerusakan sel sperma, impotensia, kerusakan otak.


Seperti putaw (PT, Bedak putih) yaitu sejenis heroin kadar rendah berasal dari sari bunga opium. Jenisnya berupa banana dan snow white. Bentuknya seperti bedak .dan dijual dalan bentuk gram atau paketan gauw. Yang paling menonjol karena pemakaian jenis ini adalah mata menjadi sayu, mudah mengantuk, pucat, cadel, gatal hidung, pendiam, mata berair, badan kurus, maul-mual, pemarah, temperamental, pandai berbohong, vertigo, kelumpuhan, bahkan kematian.


2. Stimulant


Merangsang kerja otak. Termasuk di dalamnya: ekstasi, kokain, shabu. Nama aslinya methamphetamine. Berbentuk kristal sepeti gula atau bumbu penyedap masakan. Jenis pengistilahan yang sering dikenal pemakai narkoba antara lain gold, river, coconut, dan kristal.


Dampak dalam pemakainnya adalah serangan jantung, stroke, gangguan pusat pernafasan, depresi, paranoid, gangguan organ pernafasan, kegelisahan, insomnia, kehilangan gairah seksual, berat badan turun dratis. Sebagaimana keinginan bagi pemakai biasanya jenis ini memberikan efek menjadi bersemangant, paranoid, gelisah, tak bisa diam, tidak nafsu makan, gangguan pola tidur, sulit berfikir dan berkonsentrasi, sehingga kesehatan secara umum terganggu.


Jenis ekstasi (inex ,I ,kancing) yang paling banyak dipakai memberikan efek energik, mata tampak sayu, pucat, berkeringat, over acting, dan susah tidur. Penggunaan jangka panjang memberikan efek kerusakan organ tubuh berupa: kerusakan syaraf otak, gangguan liver, tulang dan gigi keropos, paranoid dan kerusakan syaraf mata.


3. Halusinogen


Jenis ini memberikan efek otak berhalusinasi. Termasuk didalamnya: ganja, hasish (ganja cair), LSD, magic mushroom. Jenis ganja ini bahan aktifnya tetrahidrocanabinol yang dapat membuat hilang kesadaran atau flay (teller). Penggunaan jenis ini berefek lemas dan ingin tidur terus, gelisah, perasaan gembira dan selalu tertawa untuk hal yang tidak lucu, nafsu makan bertambah, disorientasi ruang, penggunaan jangka panjang gangguan memori otak (pelupa), sulit berfikir dan konsentrasi, suka bengong.


Penggunaan jenis ini berdampak kerusakan pada organ tubuh berupa hilang daya ingat, konsentrasi, kemampuan belajar, menurunnya gairah seksual, gangguan siklus haid, meningkatkan resiko kanker, munculnya gangguan jiwa yang menetap.

Tahapan Pemakai Narkoba


Pemakai tidak akan tiba-tiba menjadi pecandu, tapi melaului tahapan yang biasa diketahui dari perubahan perilaku yang ditampakkan sebagai berikut:
1. Tahap coba-coba
Pada tahap ini pemakai baru tampak ada perubahn pergaulan, cara pakaian, suka menyendiri, perubahan aktifitas (hobby), penurunan prestasi belajar, suka keluar malam, dan ada perubahan nafsu dan pola makan.
2. Tahap pengguna teap
Tahap ini pemakai perubahan perilaku yang tampak sekali berupa intensitas penyendirian bertambah, terlambat bangun, bolos sekolah/kerja, telepon dengan kata sandi(aneh), merokok, tidak pernah melakukan aktifitas spiritual, ada problem keuangan, teguran dari sekolah, penggunaan istilah junkies, perubahan berat badan yang ekstrim, lama dikamar mandi,dll.
3. Tahap kecanduan
Tahap ini lebih tegas lagi adanya perubahan perilaku yang negative dan jelas menunjukkan unsur pemakai narkoba. Seperti ditemukannya bekas tusukan jarum suntik, ditemukan alat-alat pecandu, penggunaan uang berlebihan, sering tidak pulang, pilek dengan hidung gatal, pola pikir yang aneh, ingin bunuh diri, berteman dengan pecandu, mudah marah, persediaan obat-obat sering hilang.
Ada istilah yang sering juga terjadi pada pemakai yaitu gejala putus obat (sakaw)
Yaitu pecandu narkoba ketika merasa sakit yang disebabkan putusnya pemakaian narkoba. Pada dasarnya sakaw merupakan salah satu bentuk detoksifikasi
alamiah yaitu dengan membiarkan pecandu selama 3-10 hari tanpa obat/narkoba.

Penanganan bagi pemakai narkoba


Dengan alasan apapun pemakaian narkoba bukan menjadi pilihan yang tepat. Jangan biarkan diri kita, keluarga, masyarakat kita bersinggungan dengan barang haram ini. Secara kesehatan dan mental(kejiwaan) jelas akan memberikan kemadhorotan (kerusakan). Apalagi dari sisi agama, pemakaian narkoba merupakan bentuk pelanggaran terhadap agama, yang tentunya balasan bagi orang yang melakukan pelanggaran adalah dosa. Oleh karena itu, sikap terbaik bagi kita adalah menghentikan dengan secepat mungkin pecandu narkoba dan melakukan pengawasan ketat sehingga tidak terulang lagi. Jalan terbaik adalah membawa pecandu kepada pusat rehabilitasi narkoba yang profesional dengan mengedepankan aspek pembenahan mental dan kejiwaannya.


Sekiranya informasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pusat rehabilitasi yang tepat:


1. Pusat rehabilitasi yang mengedepankan pembenahan jati diri pemakai


Terbentuknya sikap mental positif menjadi kunci utama keberhasilan program ini. Ketidakjelasan seseorang akan gambaran hidup yang dijalani akan memudahkan seseorang terjerumus dalam pergaulan negatif. Pada dasarnya kehidupan manusia memang tidak bisa dibiarkan tanpa kendali. Manusia sebagaimana makhluk lainnya, dia juga membutuhkan keterlibatan aspek pencipta dalam pengarahan jalan hidupnya. Dia memerlukan pembatasan yang akan melindunginya dari penyimpangan perilaku yang justru akan membawa pada kehancuran hidupnya. Itulah aturan Alloh. Ketundukan manusia terhadap aturan Alloh harus dibentuk melalui proses keyakinan akal yang sempurna. Hal ini karena jika keyakinan terhadap Alloh tidak sempurna akan berpengaruh pula pada jalan hidup yang tidak pasti dan selalu dihantui dengan keraguan. Berbeda jika mereka mengakui akan keberadaan Alloh dengan penuh keyakinan. Manusia akan menyadari keberadaan Alloh tidak hanya sebagai pencipta alam, kehidupan dan dirinya, namun juga meyakini Alloh sebagai pengatur hidupnya.

 

Dasar keyakinan seperti ini akan menjadi landasan bagi manusia untuk menentukan segala sikap sehingga tidak menyimpang dengan aturan Alloh. Dia akan berusaha secara maksimal dan bersungguh-sunugguh menjalankan apa yang diperinthkan Alloh dan menjahui segala yang dilarang. Sikap ini juga diperkuat dengan segal perbautatn yang dilakukan manusia pasti akan ada balsasan balik dari Alloh berupa syurga atau neraka, tidak ada pilihan lagi. Kegagalan keluarga dalam menanamkan prinsip hidup mendasar ini berdampak pada kehampaan pemakai dalam menjalani hidupnya. Hal ini menjadi alasan kuat kenapa pemakai narkoba banyak muncul dari keluarga yang kurang memperhatikan penanaman prinsip agama sehingga kosong dari unsur agama.. Penelusuran kejiwaan pemakai narkoba menjadi hal mendasar yang harus digali. Karena ketidaktepatan sikap mental ini sering menjadi alasan kenapa seseorang memakai narkoba.


2. Prinsip tepat Detoksifikasi


Proses detoksifikasi atau pembersihan racun-racun dalam tubuhnya yang tepat adalah dengan membiarkan mereka melawan rasa sakit (sakawnya) tanpa diberi obat apapun termasuk penghilang nyeri atau obat tidur. Jadi sangat tidak tepat jika mengatakan rehabilitasinya dengan pengurangan dosisi obat. Biasanya keadaan yang menyertainya saat sakaw adalah diare, flu, tubuh mengigil, jantung berdebar, dan sesak nafas. Kalaupun obat yang kita berikan hanya sebatas penghilang flu, diare dan yang paling penting adalah perbaikan status gizi. Proses detoksifikasi biasanya berjalan sekitar 3-4 hari atau lebih tergantung mental pengguna.


Insyaalloh metode ini yang lebih rasional dan tingkat keberhasilan besar. Kunci masalah ada pada diri pemakai sendiri. Keinginan yang kuat untuk terbebas narkoba dan tertanamnya prinsip hidup positip yang kuat menjadi penentu utma kecepatan keberhasilan proses rehalibitasi. Umumnya enam bulan pertama ada perbaikan secara fisik yang ditandai dengan perbaikan nafsu makan, berat badan berangsur naik dan fungsi liver agak membaik tergantung tingkat gangguan yang telah terjadi akibat narkoba.Enam bulan berikutnya akan tampak perbaikan mental dan jwanya.Keadaan emosi yang lebih stabil, mulai ada kemampuan menyelesaikan persoalan, kesadaran perawatan diri membaik, dan yang lebih penting tampak kedekatan kepada tuhan dengan rajin melaksanakan ibadah.


Hanya saja, setelah itu belum tentu mantan pemakai akan benar-benar sembuh total. Masih sangat tergantung dari dorongan internal mantan pemakai, lamanya pemakai, usia, dan dorongan keluarga atau orang terdekatnya. Seperti, pada usia masih remaja (<20 th) biasanya akan lebih mudah untuk terjadi perubahan perilaku daripada mantan pecandu usia dewasa (>30 th).


Khotimah

Ada hal penting yang perlu kita lakukan untuk menjaga diri keluarga dari penggunaan barang haram ini: 1. Tanamkan prinsip agama sedini mungkin 2. Arahkan tujuan hidup dan prinsip hidup yang benar 3. Ajari keluarga untuk menghargai waktu dan mengarahkan pada kegiatan yang bernilai ibadah 4. Prinsip pendidikan yang tepat dengan mendorong menggali potensi diri, melatih kemandirian, asah kemampuan menyikapi persoalan dan hargai upaya yang bersifat positip 5. Jangan malu untuk menampakkan penghargaan dan kepercayaan kepada anak-anak dan remaja kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar